Kamis, 08 Januari 2015

TUO NIFARO: MINUMAN TRADISIONAL SUKU NIAS

Tuo Nifaro, adalah minuman tradisional yang tersebar di kalangan masyarakat suku Nias. Tuo Nifaro merupakan hasil penyulingan dari tuak mentah yang berasal dari hasil fermentasi tetesan nira kelapa atau aren. 
wacananusantara.org | Tuo Nifaro: Minuman Tradisional Suku Nias
Nira: air manis sadapan dari mayang enau/aren (pohon sejenis palem)Proses pertama pada pembuatan Tuo Nifaroadalah menampung air nira pada mbu’u(bubung bambu tempat menampuing nira). Proses pengambilan nira ini biasanya dilakukan pada waktu möi zamölö (dalam pembagian waktu suku Nias, möi zamölö berarti penyadap aren pergi menyadap, sekitar pukul 05.00). Biasanya, untuk menunggu bilah-bilahmbu’u terisi oleh nira, dibutuhkan sekitar satu hari satu malam.
Menyadap: mengambil air (getah) dari pohon dengan menoreh kulit atau memangkas mayang atau akar.Jadi, pada dasarnya para penyadap kelapa atau aren ini menyimpan mbu’u pada pagi hari untuk kemudian diambil pada besok pagi, atau bisa juga siklusnya menjadi dua kali proses pengambilan, pagi dan sore. Proses ini berlangsung hingga bunga kelapa atau aren tersebut tidak lagi mengeluarkan cairan. Satu pohon kelapa biasanya hanya dapat menghasilkan 4-5 liter nira dalam dalam dua kali penyadapan, tergantung dari usia pohon dan kesuburan pohonnya.
Kemudian, setelah nira tersebut diambil, proses selanjutnya adalah didiamkan selama satu malam untuk tahap fermentasi. Fermentasi yang terjadi pada nira tidak membutuhkan bakteri tambahan, karena di dalam nira kelapa atau aren sudah terkandung bakteri saccharomyces tuac. Biasanya, hasil dari proses fermentasi ini menghasilkan kandungan etanol sekitar 4-5%. Hasil fermentasi inilah yang biasa disebut tuak, atau orang nias menyebutnya sebagaituo mbanua (tuak mentah).
Proses selanjutnya adalah penyulingan tuak mentah tesebut. Proses inilah yang membedakan tuo nifaro dengan khemr lokal lainnya. Proses penyulingan ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat sederhana, biasanya menggunakan kaleng yang dapat menampung sekitar 20 liter tuak mentah. Serta bambu sepanjang 5 meter untuk mengalirkan uap-uap hasil penyulingan tersebut ke dalam botol.
Penyulingan; proses mendidihkan zat cair dan mengembunkan uap serta menampung embun di dalam wadah lain.Proses penyulingan ini berlangsung sekitar 6 jam dengan nyala api kecil dan terus dijaga agar stabil. Tuak mentah dimasak dengan api yang tidak terlalu besar akan menghasilkan tuo nifaro dengan kualitas baik dan jernih. Uap yang mengalami proses kondenssi inilah yang menjadikannya sebagai tuo nifaro khas Nias.
Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa hasil penyulingan tersebut langsung ditampung ke dalam botol. Botol pertama yang penuh inilah yang kemudian disebutHögö Duo, atau botol pertama. Högö Duo adalah kualitas terbaik dari hasil penyulingan tersebur. Högö Duotidak bisa langsung dikonsumsi, karena kadar alkoholnya terlalu tinggi. Tetapi biasanya Högö Duodigunakan sebagai obat diabetes dan sebagai campuran minyak urut untuk mengobati stroke.
Dari 20 liter tuak mentah, penyadap biasa menghasilkan satu botol Högö Duo dan empat botol tuo nifarodengan kadar alkohol yang lebih rendah. Kemudian, kelima botol tersebut disatukan agar kadar alkohol yang dimiliki tuo nifaro merata dan dapat dikonsumsi.
Tuo nifaro awalnya adalah minuman yang disuguhkan pada upacara-upacara adat suku Nias atau untuk disuguhkan kepada tamu-tamu penting, atau minuman penghangat ketika tiba musim dingin.
Produksi tuo nifaro sekarang sudah sulit dijumpai di Nias. Keberadaan minuman beraklohol yang dilarang beredar di Indonesia, membuat produksi minuman ini berkurang meskipun masih ada beberapa yang masih setia menggeluti penyadapan nira ini.

Sumber Rujukan:
Gea, Yafaowoloo. 2013. Tuo Nifaro (Tuak Suling), Minuman Khas Nias (Dapat) Sembuhkan Diabetes dan Stroke.(http://sosbud.kompasiana.com/2013/01/12/tuo-nifar-tuak-suling-minuman-khas-nias-524681.html diakses pada 22 Januari 2013. 10.51 WIB)
Gea, Yafaowoloo. 2013. Kisah Perjuangan Penyadap dan Penyuling Tuo Nifaro (Tuak Suling Khas Nias).(http://sosbud.kompasiana.com/2013/01/11/perjuangan-penyuling-tuo-nifar-tuak-suling-khas-nias-antara-pemenuhan-kebutuhan-keluarga-dan-pertarungan-dengan-maut-524564.htmldiakses pada 22 Januari 2013. 10.51 WIB)

1 komentar:

  1. KAMI SEKELUARGA TAK LUPA MENGUCAPKAN PUJI SYUKUR KEPADA ALLAH S,W,T
    dan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor yang AKI
    beri 4 angka [0123] alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus .
    dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
    ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu KI. insya
    allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
    kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
    sekali lagi makasih banyak ya AKI? bagi saudara yang suka PASANG NOMOR
    yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi KI JAYA,,di no (((085-321-606-847)))
    insya allah anda bisa seperti saya?menang NOMOR 450 JUTA ,

    PESUGIHAN DANA GAIB

    PESUGIHAN UANG BALIK

    DAN PESUGIHAN TUYUL
































    BalasHapus