TARI MAENA

TARI PENYAMBUTAN TAMU.

Fahombo, Hombo Batu atau dalam bahasa Indonesia "Lompat Batu"

Olah raga yang sebelumnya merupakan ritual pendewasaan Suku Nias ini banyak dilakukan di Pulau Nias dan menjadi objek wisata tradisional unik yang teraneh hingga ke seluruh dunia.Mereka harus melompati susunan bangunan batu setinggi 2 meter dengan ketebalan 40 cm..

RUMAH ADAT NIAS (OMO SEBUA)

Rumah asli suku nias.

PANTAI SORAKE

Pantai Ini juga dikenal dengan wisata surfing sama seperti pantai pantai lagundri, kedua pantai ini hanya memiliki jarak sekitar 2 kilometer di daerah kabupaten nias selatan, dan berjarak sekitar 12 km dari kota Teluk Dalam, ibukota kabupaten nias selatan.

NIAS ISLAND

Wisata yang asik di Dunia.

Kamis, 08 Januari 2015

ORANG NIAS PERTAMA JADI MENTERI DALAM KABINET PEMERINTAHAN RI


Jakarta,_Hampir seminggu setelah Presiden dilantik, banyak orang menebak-nebak siapa yang direkrut Presiden Jokowi untuk masuk dalam jajaran kabinet pemerintahan 2014–2019.

Informasi seputar siapa kandidat menteri jelang pengumuman kabinet datang bergelombang bertubi-tubi. Dalam daftar yang banyak beredar di berbagai media, satu pos menteri bisa diisi dua atau tiga kandidat yang potensial.
Dan akhirnya saat ini sudah terjawab lewat pengumuman yang baru saja disampaikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo, Minggu 26 Oktober 2014 sekitar pukul 17.17 di Istana Merdeka Jakarta.

Berikut susunan Kabinet Kerja Jokowi-JK:
1. Menteri Sekretaris Negara: Pratikno
2. Kepala Bappenas: Andrinof Chaniago
3. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman: Indroyono Soesilo
4. Menteri Perhubungan: Ignasius Jonan
5. Menteri Kelautan dan Perikanan: Susi Pudjiastuti
6. Menteri Pariwisata: Arief Yahya
7. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Sudirman Said
8. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan: Tedjo Edy Purdjianto
9. Menteri Dalam Negeri: Tjahjo Kumolo
10. Menteri Luar Negeri: Retno Lestari Priansari Marsudi
11. Menteri Pertahanan: Ryamizard Ryacudu
12. Menteri Hukum dan HAM: Yasonna H Laoly
13. Menteri Komunikasi dan Informatika: Rudiantara
14. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara: Yuddy Chrisnandi
15. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian: Sofyan Djalil
16. Menteri Keuangan: Bambang Brodjonegoro
17. Menteri Badan Usaha Milik Negara: Rini M Soemarno
18. Menteri Koperasi dan UKM: Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga
19. Menteri Perindustrian: Saleh Husin
20. Menteri Perdagangan: Rahmat Gobel
21. Menteri Pertanian: Amran Sulaiman
22. Menteri Ketenagakerjaan: Hanif Dhakiri
23. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: Basuki Hadimuljono
24. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan: Siti Nurbaya
25. Menteri Agraria dan Tata Ruang: Ferry Mursyidan Baldan
26. Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Puan Maharani
27. Menteri Agama: Lukman Hakim Saifuddin
28. Menteri Kesehatan: Nila F Moeloek
29. Menteri Sosial: Khofifah Indar Parawansa
30. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Yohana Yambise
31. Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah: Anies Baswedan
32. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi: M Nasir
33. Menteri Pemuda dan Olahraga: Imam Nahrawi
34. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi: Marwan Jafar

DR. YASONNA HAMONANGAN LAOLY, SH, M.Sc  ORANG NIAS PERTAMA JADI MENTERI
Puluhan tahun Indonesia merdeka, tak pernah ada orang Nias yang menjadi menteri di republik ini. Memang pernah ada beberapa putra Nias yang menjadi pejabat penting, pun itu di tingkat propinsi Sumatera Utara, misalnya PR Telaumbanua (alm) yakni sebagai Gubernur. Putra Nias itu seorang militer yaitu PR. Telambanua (alm). Beliau sukses menjadi gubernur di era transisi Indonesia dari rezim Orde Lama ke Orde Baru. Atau ada juga yang lain sebut saja seperti Dr. Hekinus Manao dengan menjabat Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan  juga sebagai mantan Direktur Eksekutif Bank Dunia. Namun demikian, kiprah orang nias di jajaran pemerintahan nasional khususnya sebagai menteri belum pernah ada.
Kini, Yasona Hamonangan Laoly, pria cerdas dan terdidik “blasteran” suku Nias dan Batak bisa menjadi putra Nias pertama yang menjadi menteri di republik ini.
Kabinet Pemerintahan Jokowi yang diberi nama Kabinet Kerja ini, dari  34 pos kementerian, nama di pos Menteri Hukum dan HAM (KEMENKUMHAM) dipercayakan kepada putra asal Nias yaitu Yasona Laoly, yang tak lain beliau adalah sebagai seorang politikus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Informasi profile Yasonal Laoly dari situs www.infocaleg.org, kita bisa melihat betapa gigih dalam belajar sehingga meraih gelar akademis dari Universitas HKBP Nommensen hingga meraih gelar doktoral dari kampus Amerika Serikat.

Tahun 1999, Yasona Laoly dipercaya masyarakat untuk menjadi wakil rakyat di DPRD Sumatera Utara melalui Partai Buruh. Di pemilu DPR RI 2009- 2014, Yasona Laoly menjadi wakil rakyat di DPR-RI melalui PDI Perjuangan. Langkah Yasona benar-benar gemilang. Kecerdasannya, kesabarannya, serta sikap tegas, gigih, jujur membuat Yasona berada di tempat yang benar. Saat di parlemen pun, Yasona Laoly menunjukkan pembelaannya yang jelas, tegas, dan terukur. Namun sayang, tak ada blow up media terhadap kiprahnya. 
ORANG NIAS PERTAMA JADI MENTERI KABINET PEMERINTAHAN RI
ORANG NIAS PERTAMA JADI MENTERI KABINET PEMERINTAHAN RI
SELAMAT & SUKSES buat pak Yasonna Laoly, semoga Tuhan memberi kekuatan dan hikmatNya dalam menjalankan amanah sebagai menteri di Kabinet Pemerintahan RI 2014-2019 ini. AMIN
Sumber : http://www.firmantel.com/2014/10/putra-nias-pertama-jadi-menteri-kabinet.html

Mata pencaharian, kekerabatan dan kepercayaan suku Nias

Mata pencaharian pokok bagi penduduk Nias yang berdiam di daerah pantai adalah dengan berkebun kelapa, sedangkan yang di daerah pedalaman  bercocok tanam dalam bentuk peladangan. Cara pengolahan dan peralatannya masih sederhana, mereka belum mengenal bajak dan sistem irigasi.

Jenis tanamannya adalah padi, palawija, pisang dan sayuran. Ladang yang sudah tandus digunakan untuk memelihara babi, kambing, sapi dan kerbau. Mata pencaharian tambahan adalah berburu, menangkap ukan, beternak dan pertukangan. Hasil pertukangan suku Nias sudah mencapai taraf yang tinggi sejak zaman prehistori, antara lain ; membuat berbagai peralatan dan senjata dari besi, barang perhiasan dari emas, perabot rumah dari kayu, seni pahat batu, ukir dan sebagainya.

Sistem kekarabatan di Nias adalah patrilineal, dengan adat menetap setelah nikah yang virilokal, sehingga keluarga batih merupakan keluarga luas virilokal (extended familiy) yang disebut sangambato sebua. Gabungan dari sangambato sebua dari suatu leluhur disebut mado atau gana. Mado dapat kita samakan dengan marga bagi suku Batak, yakni klen besar yang patrilineal.

Fungsi mado adalah untuk mengurus pembatasan jodoh dalam perkawinan yang beradat exogami-mado. Dalam perkawianan pihak pria harus memberikan mas kawin, biasanya berupa 100 ekor babi. Bagi yang tidak mampu membayar mas kawin, calon suami harus mengabdi kepada calon mertuanya sampai beberapa bulan (kawin kerja). Di Nias juga berlaku adat perkawinan levirat (jika suami mati, si janda kawin dengan saudara suaminya).

Mengenai sistem kemasyarakatan, sebelum Belanda datang tahun 1669, orang Nias terpecah-pecah menjadi beberapa kesatuan setempat yang otonom yang disebut ori (negeri). Tiap-tiap ori merupakan gabungan dari beberapa banua (desa), dan tiap banua dihuni oleh bagian-bagian dari beberapa mado. Tiap ori dikepalai oleh seorang Tuhenori (kepala ori) dan tiap banua dikepalai oleh seorang salawa (kepala desa).

Pada zaman Belanda, semua ori di Nias dan sekitarnya dipersatukan menjadi Afdeeling Nias, yang dikepalai oleh seorang Assisten resident. Setelah merdeka, Afdeeling Nias dijadikan salah satu kabupaten dari propinsi Sumatera Utara.

Pada jaman dahulu masyarakat Suku Nias mengenal 4 lapisan, yaitu :
1. Siulu (bangsawan)
2. Ere (pemuka agama palebegu)
3. Ono mbanus (rakyat jelata)
4. Sawuyu (budak)

Lapisan Siulu dibedakan menjadi 2, yaitu balo ziulu (yang memerintah) dan siulu (bangsawan kebanyakan.

Ono mbanua juga dibagi menjadi 2, yaitu siila (cerdik pandai dan pemuka rakyat) dan sato (rakyat kebanyakan).

Sawuyu dibagi menjadi 3 bagian, yaitu binu (budak karena kalah perang/diculik), sondrara hare (budak karena tak dapat membayar hutang) dan holito (budak karena ditebus orang setelah dijatuhi hukuman mati).

Lapisan masyarakat itu bersifat exlusif, dan mobilitas hanya terjadi dalam lapisan antar golongan saja.

Dalam kebudayaan Nias asli juga mengenal pengerahan tenaga untuk kerja bakti yang disebut halowo sato. Hal ini dilaksanakan setelah diadakan musyawarah oleh wakil-wakil siulu dan siila. Untuk pengendalian sosial adalah hukum adat. Orang yang melanggar hukum adat pada umumnya dikenakan sangsi denda dan kutukan lekas mati. Denda itu biasanya berupa babi, emas atau uang.

Sistem religi : agama yang banyak dianut oleh penduduk dewasa ini adalah Kristen Protestan, yang lain juga ada misalnya ; Islam, Katolik, Buddha dan agama aslinya yang disebut Pelebegu (penyembah roh). Para penganut Pelebegu menyebut agama molehe adu. Sifat agama ini adalah menyembah adu (roh para leluhur). Adu adalah patung dari kayu yang menjadi tempat bersemayamnya roh-roh leluhurnya. Patung yang telah ditempati roh leluhur disebut adu satua dan harus dirawat dengan baik.

Menurut kepercayaan Pelebegu, tubuh manusia itu terdiri dari tubuh kasar (boto) dan lumo-lumo (bayangan). Jika seseorang mati, botonya menjadi debu, nosonya kembali kepada Lowalangi (Tuhan), sedangkan lumo-lumonya berubah menjadi bekhu (roh). Selama belum dilakukan upacara kematian, bekhu tersebut akan tetap berada di sekitar tempat pemakamannya.

Makanan dan Minuman Khas Nias

Ada ratusan hingga ribuan suku yang ada di dunia ini. Khususnya di Indonesia ada bermacam-macam suku, adat istiadat, budaya, tradisi hingga makanan dan minumannya. Tiap-tiap suku atau daerah tertentu pasti mempunyai adat istiadat, budaya, tradisi hingga makanan dan minuman yang berbeda. Di pulau Nias atau lebih khususnya suku Nias ada beberapa jenis makanan dan minuman khasnya. Mungkin kita yang lahir dan besar di Nias makan dan minuman ini tak asing lagi bagi kita.


Uppsss... tapi tak jarang juga lho yang tidak tau sama sekali. Hehehehe.... :) Makanya saya berniat untuk menulis beberapa makanan dan miniman khas Suku Nias. Ya, sekedar untuk berbagi info dan pengetahuan.

Makanan
  • Gowi Nihandro, Gowi Nitutu (Ubi tumbuk)
  • Harinake (Daging babi cincang dengan cacahan yang kecil-kecil)
  • Godo-godo (Singkong/ ubi yang diparut, dibentuk bulat-bulat kemudian direbus setelah matang di taburi dengan kelapa yang sudah di parut)
  • Köfö-köfö (Daging ikan yang dihancurkan, dibentuk bulat dan dijemur/dikeringkan/diasap)
  • Ni'owuru (Daging babi yang sengaja diasinkan agar bisa bertahan lama)
  • Raki gae (Pisang goreng)
  • Tamböyö (Ketupat)
  • Loma (Beras ketan yang dimasak dengan menggunakan buku bambu)

Minuman
  • Tuo Mbanua (Air sadapan pohon Nira (Dalam bahasa Nias "Pohon Nira" adalah "Töla Nakhe")
  • Tuo Ni'farö (Tuak mentah yang berasal dari air sadapan pohon kelapa dan diolah dengan cara penyulingan).
Tuak Nias
Hhhmmm.... Bagi yang suka berwisata kuliner, tak ada salahnya mencobanya. Tapi alangkah lebih baiknya langsung ke Pulau Nias aja. Heheheheheh....

TUO NIFARO: MINUMAN TRADISIONAL SUKU NIAS

Tuo Nifaro, adalah minuman tradisional yang tersebar di kalangan masyarakat suku Nias. Tuo Nifaro merupakan hasil penyulingan dari tuak mentah yang berasal dari hasil fermentasi tetesan nira kelapa atau aren. 
wacananusantara.org | Tuo Nifaro: Minuman Tradisional Suku Nias
Nira: air manis sadapan dari mayang enau/aren (pohon sejenis palem)Proses pertama pada pembuatan Tuo Nifaroadalah menampung air nira pada mbu’u(bubung bambu tempat menampuing nira). Proses pengambilan nira ini biasanya dilakukan pada waktu möi zamölö (dalam pembagian waktu suku Nias, möi zamölö berarti penyadap aren pergi menyadap, sekitar pukul 05.00). Biasanya, untuk menunggu bilah-bilahmbu’u terisi oleh nira, dibutuhkan sekitar satu hari satu malam.
Menyadap: mengambil air (getah) dari pohon dengan menoreh kulit atau memangkas mayang atau akar.Jadi, pada dasarnya para penyadap kelapa atau aren ini menyimpan mbu’u pada pagi hari untuk kemudian diambil pada besok pagi, atau bisa juga siklusnya menjadi dua kali proses pengambilan, pagi dan sore. Proses ini berlangsung hingga bunga kelapa atau aren tersebut tidak lagi mengeluarkan cairan. Satu pohon kelapa biasanya hanya dapat menghasilkan 4-5 liter nira dalam dalam dua kali penyadapan, tergantung dari usia pohon dan kesuburan pohonnya.
Kemudian, setelah nira tersebut diambil, proses selanjutnya adalah didiamkan selama satu malam untuk tahap fermentasi. Fermentasi yang terjadi pada nira tidak membutuhkan bakteri tambahan, karena di dalam nira kelapa atau aren sudah terkandung bakteri saccharomyces tuac. Biasanya, hasil dari proses fermentasi ini menghasilkan kandungan etanol sekitar 4-5%. Hasil fermentasi inilah yang biasa disebut tuak, atau orang nias menyebutnya sebagaituo mbanua (tuak mentah).
Proses selanjutnya adalah penyulingan tuak mentah tesebut. Proses inilah yang membedakan tuo nifaro dengan khemr lokal lainnya. Proses penyulingan ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat sederhana, biasanya menggunakan kaleng yang dapat menampung sekitar 20 liter tuak mentah. Serta bambu sepanjang 5 meter untuk mengalirkan uap-uap hasil penyulingan tersebut ke dalam botol.
Penyulingan; proses mendidihkan zat cair dan mengembunkan uap serta menampung embun di dalam wadah lain.Proses penyulingan ini berlangsung sekitar 6 jam dengan nyala api kecil dan terus dijaga agar stabil. Tuak mentah dimasak dengan api yang tidak terlalu besar akan menghasilkan tuo nifaro dengan kualitas baik dan jernih. Uap yang mengalami proses kondenssi inilah yang menjadikannya sebagai tuo nifaro khas Nias.
Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa hasil penyulingan tersebut langsung ditampung ke dalam botol. Botol pertama yang penuh inilah yang kemudian disebutHögö Duo, atau botol pertama. Högö Duo adalah kualitas terbaik dari hasil penyulingan tersebur. Högö Duotidak bisa langsung dikonsumsi, karena kadar alkoholnya terlalu tinggi. Tetapi biasanya Högö Duodigunakan sebagai obat diabetes dan sebagai campuran minyak urut untuk mengobati stroke.
Dari 20 liter tuak mentah, penyadap biasa menghasilkan satu botol Högö Duo dan empat botol tuo nifarodengan kadar alkohol yang lebih rendah. Kemudian, kelima botol tersebut disatukan agar kadar alkohol yang dimiliki tuo nifaro merata dan dapat dikonsumsi.
Tuo nifaro awalnya adalah minuman yang disuguhkan pada upacara-upacara adat suku Nias atau untuk disuguhkan kepada tamu-tamu penting, atau minuman penghangat ketika tiba musim dingin.
Produksi tuo nifaro sekarang sudah sulit dijumpai di Nias. Keberadaan minuman beraklohol yang dilarang beredar di Indonesia, membuat produksi minuman ini berkurang meskipun masih ada beberapa yang masih setia menggeluti penyadapan nira ini.

Sumber Rujukan:
Gea, Yafaowoloo. 2013. Tuo Nifaro (Tuak Suling), Minuman Khas Nias (Dapat) Sembuhkan Diabetes dan Stroke.(http://sosbud.kompasiana.com/2013/01/12/tuo-nifar-tuak-suling-minuman-khas-nias-524681.html diakses pada 22 Januari 2013. 10.51 WIB)
Gea, Yafaowoloo. 2013. Kisah Perjuangan Penyadap dan Penyuling Tuo Nifaro (Tuak Suling Khas Nias).(http://sosbud.kompasiana.com/2013/01/11/perjuangan-penyuling-tuo-nifar-tuak-suling-khas-nias-antara-pemenuhan-kebutuhan-keluarga-dan-pertarungan-dengan-maut-524564.htmldiakses pada 22 Januari 2013. 10.51 WIB)

Tradisi Lompat Batu Nias


Tradisi melompat batu atau yang biasa disebut oleh orang Nias sebagai fahombo batu adalah pada mulanya dilakukan oleh seorang pemuda Nias untuk menunjukan bahwa pemuda yang bersangkutan sudah dianggap dewasa dan matang secara fisik. Lebih jauh dari itu bila sang pemuda mampu melompati batu yang disusun hingga mencapai ketinggian 2 m dengan ketebalan 40 cm dengan sempurna maka itu artinya sang pemuda kelak akan menjadi pemuda pembela kampungnya samu’i mbanua atau la’imba hor, jika ada konflik dengan warga desa lain. 

Tapi satu hal yang perlu diketahui bahwa tradisi lompat batu ini tidak terdapat di semua wilayah Nias dan hanya terdapat pada kampung-kampung tertentu saja seperti di wilayah Teluk Dalam. Dan satu hal lagi, tradisi ini hanya boleh diikuti oleh kaum laki-laki saja, dan sama sekali tak memperbolehkan kaum perempuan untuk mencobanya mengingat lompat batu merupakan ajang ketangkasan yang nantinya bila berhasil melompat dengan sempurna yang bersangkutan akan didampuk menjadi pembela kampungnya ketika ada perselisihan dengan kampung lain. 

Oleh karena begitu prestisiusnya kemampuan lompat batu ini, maka sang pemuda yang telah berhasil menaklukan batu ini pada kali pertama bukan saja akan menjadi kebanggaan dirinya sendiri tapi juga bagi keluarganya. Bagi keluarga sang pemuda yang baru pertama kali mampu melompati batu setinggi 2 meter ini biasanya akan menyembelih beberapa ekor ternak sebagai wujud syukuran atas keberhasilan anaknya.

Penampakan tinggi batu yang jauh di atas tinggi pemuda dewasa
Karena suatu kebanggaan, maka setiap pemuda tidak mau kalah dengan yang lain. Sejak umur sekitar 7-12 tahun atau sesuai dengan pertumbuhan seseorang, anak-anak laki-laki biasanya bermain dengan melompat tali. Mereka menancapkan dua tiang sebelah menyebelah, membuat batu tumpuan, lalu melompatinya. Dari yang rendah, dan lama-lama ditinggikan. Ada juga dengan bantuan dua orang teman yang memegang masing-masing ujung tali, dan yang lain melompatinya secara bergilir. Mereka bermain dengan semangat kebersamaan dan perjuangan. 

Uniknya, konon meski sudah latihan keras tidak semua pemuda akhirnya berhasil melewati undukan batu bersusun itu, bahkan tak jarang dari mereka ada yang sampai patah tulang karena tersangkut ketika mencoba melewati batu tersebut. Tapi tak jarang pula ada pemuda yang hanya berlati sekali dua tapi langsung mampu melewati batu tersebut. Menurut kepercayaan setempat hal ini dipengaruhi oleh faktor genetika. Jika ayahnya atau kakeknya seorang pemberani dan pelompat batu, maka diantara para putranya pasti ada yang dapat melompat batu. Kalau ayahnya dahulu adalah seorang pelompat batu semasih muda, maka anak-anaknya pasti dapat melompat walaupun latihannya sedikit. Bahkan ada yang hanya mencoba satu-dua kali, lalu, bisa melompat dengan sempurna tanpa latihan dan pemanasan tubuh.

Kemampuan dan ketangkasan melompat batu juga dihubungkan dengan kepercayaan lama. Seseorang yang baru belajar melompat batu, ia terlebih dahulu memohon restu dan meniati roh-roh para pelompat batu yang telah meninggal. Ia musti memohon izin kepada arwah para leluhur yang sering melompati batu tersebut. Tujuanya untuk menghindari kecelakaan atau bencana bagi para pelompat ketika sedang mengudara, lalu menjatuhkan diri ke tanah. Sebab banyak juga pelompat yang gagal dan mendapat kecelakaan.

Lantas kenapa para pemuda yang mampu melompat batu kemudian akan menjadi ksatria dikampungnya? Itu lantaran ketika terjadi peperangan antar kampung maka para prajurit yang menyerang harus mempunyai keahlian melompat untuk menyelamatkan diri mengingat setiap kampung di wilayah Teluk Dalam rata-rata dikelilingi oleh pagar dan benteng desa. Maka dari itu ketika tradisi berburu kepala orang atau dalam sebutan mereka mangaih’g dijalankan sang pemburu kepala manusia ketika dikejar atau melarikan diri, mereka harus mampu melompat pagar atau benteng desa sasaran yang telah dibangun dari batu atau bambu atau dari pohon tali’anu supaya tidak terperangkap di daerah musuh.Itu juga sebabnya desa-desa didirikan di atas bukit atau gunung hili supaya musuh tidak gampang masuk dan tidak cepat melarikan diri.

Dan bagi pemuda yang dapat selamat dari perangkap musuh itulah yang kemudian akan pulang ke kampungnya dengan segala kehormatan dan dielu-elukan sebagai pahlawan.